Rabu, 14 September 2011

6.MANFAAT DAN PENTINGNYA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU ALLAH DAN MENJADI KEKASIH ALLAH.

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN

DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN (P5K)

DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH

(CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU ALLAH DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)

Survey membuktikan bahwa manusia bisa: Terkurung dalam ruang dan waktu; Bisa terikat pada benda-benda; Bisa tertipu oleh yang palsu; Bisa termakan oleh isyu, khayalan, ilusi, dan angan-angannya sendiri; Bisa ketakutan dengan bayangannya sendiri; Bisa terjebak dalam pandangan yang salah; Bisa terjerumus dan tersesat dalam aliran sesat; Bisa hanyut dalam arus informasi;


Bisa berkubang di alam bendawi; Bisa terbelenggu oleh rutinitas ritual keagamaan formalistik yang mekanistik; Bisa diperbudak oleh hawa nafsu; Bisa digoda, dibujuk, dan dirayu setan; Bisa menyembah berhala dan memberhalakan dirinya sendiri; Dan bisa tenggelam dalam pengalaman spiritual yang tidak jelas ujung-pangkalnya.
Survey juga membuktikan bahwa pada umumnya wujud Allah itu dianggap abstrak, tidak bisa dijangkau, dan tidak terbayangkan. Konsekuensi dari anggapan yang demikian adalah, bahwa wujud Allah itu menjadi tidak terasa penting dan tidak bermanfaat dalam kehidupan praktis sehari-hari. Akibatnya, manusia merasa bisa berjalan sendiri, merasa bisa bekerja sendiri, dan merasa bisa beraktivitas sendiri. Akibat lainnya adalah manusia tidak bersemangat mengenal Allah, merasa tidak memerlukan Allah, mengabaikan Allah, dan melupakan Allah.
Survey juga membuktikan bahwa pada umumnya Allah itu dipandang sebagai figur yang kabur, tidak jelas, dan menakutkan karena dianggap sebagai hakim yang siap menjatuhkan hukuman kepada orang yang bersalah dan berdosa,, mengancam dengan neraka, siksa dan azab-Nya yang sangat pedih dan mengerikan. Akibatnya, alih-alih pengin menegur, menyapa, dan mendekati Allah, mendengar saja sudah ketakutan. Akibatnya yang paling fatal adalah manusia pun meninggalkan Allah, hidup tanpa Allah, dan merasa bisa beraktivitas sendiri secara mandiri tanpa keterlibatan Allah, baik dalam qudrah, iradah, maupun ilmu-Nya.
Walaupun begitu, tetap saja mereka itu berdo’a kepada Allah, tetap saja mereka itu meminta kepada Allah, dan tetap saja mereka itu berharap kepada Allah. Aneh bin ajaib memang, tetapi itulah yang terjadi pada banyak orang dengan tanpa merasa ada yang keliru dan salah.
Kondisi bertuhan sebagaimana terlihat dalam ungkapan di atas, diam-diam bisa menyebabkan timbulnya kejenuhan yang luar biasa dalam beragama, dalam beribadah, dalam shalat, dan seterusnya, karena praktek keagamaannya tidak memberikan efek dan pengaruh apa-apa kecuali capek dan letih. Melaksanakan perintah agama terasa menambah beban kehidupan yang sudah sangat berat.
Semua persoalan di atas adalah akibat dari tidak jelasnya pemahaman tentang wujud Allah, akibat dari ketidaktahuan tentang wujud Allah, akibat kesalahpahaman tentang wujud Allah, akibat tidak kenal dengan Allah, dan akibat tidak merasa dekat dengan Allah.
Padahal Allah telah memberi tahu kita bahwa Allah itu selalu hadir di manapun kita berada (QS. 2:115), Allah itu selalu dekat dengan kita (QS. 2:186; 50:16), Allah itu selalu bersama kita di manapun kita berada (QS. 57:4), Allah itu berbicara, Allah itu mengajak kita berbicara, Allah itu menyapa kita, Allah itu memberi kita petunnjuk, Allah itu menolong dan melindungi kita, mendengarkan do’a kita, Allah itu mengabulkan do’a kita, mencintai dan mengasihi kita dengan pemberian karunia dan nikmat-Nya yang tiada terhitung banyaknya, dan seterusnya. Manusia saja yang sok cuek dan tidak mau tahu Allah kalau lagi enak, senang, dan kecukupan. Tapi kalau lagi butuh, ia minta-minta, mendesak, memaksa, menangis, dan putus asa jika tidak dikabulkan. Manusia memang keterlaluan!
Menurut Allah sendiri Allah itu Pencipta, pemilik segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, Penguasa, Pengatur, dan yang mengurus segala ada dan peristiwa baik yang nampak maupun yang tidak nampak (QS. 1;1-6; 4:126; 55:29). Oleh sebab itu, segalanya berada dalam kekuasaan Allah, dalam pengaturan Allah, dan dalam pengetahuan Allah.
Dari penjelasan Allah sendiri tentang wujud Allah, kita bisa memastikan bahwa wujud Allah itu nyata dan bahkan tidak ada yang lebih nyata dari pada wujud Allah itu sendiri. Karena, bagaimana mungkin alam semesta termasuk manusia itu wujudnya lebih nyata dari wujud Allah yang menciptakannya. Bagaimana mungkin petunnjuk dan pertolongan itu benar-benar nyata ada, sementara Allah sebagai Sang pemberi petunnjuk dan penolong itu tidak nyata.
Pada gilirannya, pengetahuan dan pemahaman yang mendalam dan benar tentang wujud Allah itu pasti bisa menyadarkan manusia akan betapa besar manfaat dan pentingnya mengenal Allah, kenal dengan Allah, dan dekat dengan Allah. Bukankah kita selalu menghadap kepada-Nya melalui shalat? Bukankah kita selalu berdo’a, dan minta kepada-Nya? Bukankah kita selalu memohon dan mengharap petunnjuk, pertolongan, dan perlindungan-Nya? Apa jadinya jika kita meminta kepada yang kita tidak tahu, tidak kenal, dan kita tidak dekat dengannya? Pantaskah kita tidak mau tahu, tidak mau kenal, tidak mau dekat, dan tidak mau bertemu dengan kepada siapa kita meminta? Sungguh aneh bin ajaib! Tetapi itulah yang terjadi dan dialami oleh kebanyakan orang. Sampai kapankah terus begini? Siapakah yang salah? Para da’i kah? Para ulama kah? Atau siapa?
Lalu bagaimana mestinya? Mestinya kita harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa tahu, kenal, dekat, bertemu Allah, mencintai Allah, dicintai Allah, dan menjadi kekasih Allah. Cara termudah, terbaik, dan paling aman untuk bisa tahu, kenal, dekat, bertemu Allah, dan menjadi kekasih Allah adalah dengan cara mengikuti petunnjuk Allah dan Rasul-Nya. Allah menunnjukkan agar kita bertauhid, bertawakal, bertaqwa, dan seterusnya. Sudah saatnya kita menyatakan perang terhadap kejahilan kita sendiri. Dalam perjuangan dan peperangan melawan kejahilan ini tiada pilihan lain kecuali kita harus menang. Senjata paling ampuh untuk memenangkan peperangan ini adalah bertauhid, bertawakal, dan bertaqwa.
Pada akhirnya, dengan bertauhid, bertawakal, dan bertaqwa secara benar, niscaya kita pasti bisa mengalahkan kejahilan kita, kita pasti bisa merasakan manfaat dan pentingnya tahu, kenal, dekat, bertemu Allah, dan menjadi kekasih Allah. Sekurang-kurangnya kita bisa merasakan, betapa indahnya bisa merasakan kedekatan dan kebersamaan dengan Allah (Qurbah dan Ma’iyah), dan betapa menyenangkannya bisa merasakan nikmatnya diberi petunnjuk oleh Allah, dituntun Allah, dibimbing Allah, ditolong Allah, dan dilindungi Allah. Survey membuktikan adanya orang-orang yang bisa merasakan petunnjuk dan pertolongan Allah. Semoga kita termasuk hamba Allah yang bisa mendapatkan karunia yang diridhai-Nya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

ANDA BERMINAT MENJADI PESERTA PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH (CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU, ALLAH, DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)

ATAU ANDA BERMINAT MENJADI MITRA KERJA SEBAGAI SPONSOR, INVESTOR, ATAU PENYELENGGARA PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH (CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU, ALLAH, DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)

HUBUNGI SEGERA:

DRS. S. HAMDANI, MA (PEMANDU UTAMA)

Alamat Email: shamni.hamni@yahoo.com

Phone: 021.74711546/Hp. 08158824119

DRS. YUSRA KILUN, M.Pd. (MANAGER OPERASIONAL)

Alamat Email: yusrakilun@yahoo.com

Phone: 021.7702642/ Hp.081310018089

Tidak ada komentar:

Posting Komentar