Jumat, 02 September 2011

18. PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAN P5K DAN PROSPEKNYA

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN

DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN (P5K)

DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH

(CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU ALLAH DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)

PENGALAMAN PERTEMUAN DENGAN ALLAH SEPERTI YANG DIALAMI OLEH PARA RASUL, NABI, WALI, SUFI, DAN ORANG-ORANG TERTENTU YANG TELAH BISA MENCAPAINYA SEPERTI
SYEIKH ABDUL QADIR JAELANI, AL-GHAZALI, DAN MULLA SHADRA JUGA BISA KITA RASAKAN
DAN ALAMI BILA KITA PUNYA ILMUNYA, TAHU TEORINYA, TAHU CARANYA, SERTA MAU DAN BISA MENGAMALKANNYA. P5K MERUPAKAN CARA MUDAH UNTUK BISA TAHU, KENAL DEKAT,
BERTEMU ALLAH, MENCINTAI, DICINTAI, DAN MENJADI KEKASIH ALLAH.
P5K JUGA BISA MENJADI CARA MUDAH UNTUK BISA MERASAKAN DAN MENGALAMI PERTEMUAN DENGAN ALLAH DI DUNIA INI



Program Pendalaman Pemahaman dan peningkatan pengalaman Keagamaan (P5K) adalah upaya untuk mengenalkan, mendekatkan, dan mempertemukan manusia dengan Allah, agar manusia mencintai, dicintai, dan menjadi kekasih Allah, sehingga manusia bisa menjadi hamba Allah dan khalifah-Nya.
Pada umumnya manusia tidak percaya bisa bertemu Allah di dunia ini. Sebagian besar takut bertemu Allah. Sebagian lagi menganggap tidak penting dan mengabaikannya. Sebagian lagi tidak mau bertemu Allah. Sebagian kecil ada yang berhasil bertemu Allah di dunia ini dengan rasa aman, menyenangkan dan penuh kebahagiaan yang tak terbayangkan.
Tugas utama kita di zaman ini adalah mengingatkan manusia yang melupakan Allah, mengabaikan Allah, meninggalkan Allah, dan tidak merasa membutuhkan Allah, padahal dalam kenyataannya manusia tergantung secara total pada kekuatan Allah dan tidak bisa hidup, bergerak, dan beraktifitas tanpa kekuatan Allah.
Fakta menunjukkan bahwa pada suatu saat, manusia harus rela berpisah dengan segala apa yang dimilikinya, termasuk badan, nyawa, keluarga, dan jabatannya. Manusia juga harus rela meninggalkan alam semesta dan segala isinya, karena kalau ia tidak meninggalkannya maka alam pasti meninggalkannya. Sebelum semua peristiwa itu terjadi, manusia bisa memanfaatkan peluangnya untuk bisa bertemu Allah sebagai asal-usulnya (QS. 2:156), tempat bergantungnya (QS.2:112), dan tempat kembalinya (QS.2:156).
Karenanya, usaha untuk mengetahui, mengenal, dekat, dan bertemu Allah itu menjadi niscaya dan mutlak harus dilakukan, karena jika manusia tidak bertemu Allah di dunia ini, bagaimana mungkin dia bisa bertemu Allah di akhirat. Itulah sebabnya, Allah mengirimkan malaikat, kitab suci, para Rasul, dan Nabi-Nya agar manusia bisa bertemu Allah di dunia ini. Dan memang itulah tujuan Allah menciptakan manusia, yaitu mengenal dan menemui-Nya, agar manusia bisa menjadi hamba dan khalifah-Nya.
Oleh sebab itu, usaha mengenalkan, mendekatkan, dan mempertemukan manusia dengan Allah merupakan kerja sejarah yang melibatkan semua generasi dan bisa menjadi proyek besar masa depan umat manusia yang pasti melibatkan para ahli-pakar di semua bidang keilmuan, baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Untuk itu, diperlukan forum terbuka yang memungkinkan siapa saja bisa bicara tentang Allah secara bebas dan bertanggungjawab untuk berbagi dan mengungkapkan pemahaman dan pengalamannya tentang Allah.
Di masa depan, manusia harus siap membicarakan peluangnya untuk bisa bertemu Allah di dunia ini. Peluang pertemuan manusia dengan Allah itu ditawarkan dan dianjurkan oleh Allah sendiri melalui surat-surat-Nya yang dikirimkan kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya.
Dalam surat-Nya nomor 29, yaitu surat al-Ankabut ayat 5 Allah menawarkan dan menganjurkan manusia untuk bertemu Allah, dan pertemuan itu pasti terjadi. Allah juga menjamin kepastian bisa bertemu Allah bagi mereka yang berusaha sungguh-sungguh untuk menemui-Nya (QS. 84:6). Allah juga menunjukkan caranya agar manusia bisa bertemu Allah (QS. 18:110). Allah mengancam orang-orang yang tidak mau bertemu Allah (QS. 10:7-8, 10). Dan Allah juga memberitahu bahwa manusia bisa bertemu Allah di dunia ini (QS. 17:72; 22:46).
Tujuan terpenting pertemuan manusia dengan Allah adalah agar manusia mau dan bisa menjadi hamba Allah, dan agar manusia tidak menjadi hamba nafsu, setan, dan thaghut (segala sesuatu selain Allah yang disembah, dipertuhan, dipatuhi, dan ditunduki manusia bisa disebut thaghut). Hamba Allah adalah orang yang dengan senang hati mau menuruti mau-Nya Allah, mau melaksanakan perintah-Nya, dan mau menjauhi larangan-Nya.
Agar manusia bisa memberdayakan potensinya sebagai pencipta secara benar dan maksimal, manusia harus menjadi hamba Allah dengan cara menjalin hubungan pribadi dengan Allah (bertauhid), bermitra kerja dengan Yang Maha Kuasa (bertaqwa), dan bersinergi dengan kekuatan tak terbatas (bertawakal).
Tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah atau menyembah Allah dengan cara mengikuti petunjuk-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya (QS. 50:56). Sungguhpun begitu, ada manusia yang menyembah dan mempertuhankan hawa nafsunya, “Tahukah kamu tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)(QS. 25:43-44) dan menyembah setan, “Bukankah aku telah memerintahkan kepadamu Hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus” (QS. 36:60-61).
Dengan demikian, manusia itu tidak otomatis menjadi hamba Allah, karena banyak manusia yang menjadi hamba dan diperbudak oleh nafsu, setan, dan thaghut (segala sesuatu selain Allah yang dipertuhan atau disembah bisa disebut thaghut). Tetapi, menjadi hamba Allah itu pilihan yang harus diperjuangkan.
Oleh sebab itu, agar manusia bisa menjadi hamba Allah dan khalifah-Nya, harus ada usaha yang konstruktif, terencana, terprogram, terus-menerus, dan berkelanjutan. Untuk itu, penyelenggaraan P5K menjadi sangat mendesak, bersifat imperative (memaksa), niscaya, dan tak terelakkan. Karena jika upaya tersebut tidak dilakukan, maka manusia pasti selalu menjadi korban perbudakan nafsu, setan, dan thaghut.
Mengapa harus P5K:
1. P5K berusaha mengantar kita, agar kita bisa mengetahui Allah itu apa, siapa, dan di mana, cara kerja-Nya dalam menguasai, mengatur, dan mengurus seluruh ciptaan-Nya, dan bagaimana cara Allah membimbing, menolong, melindungi, dan mengabulkan doa manusia.
2. P5K juga berusaha menyadarkan kita bahwa sebenarnya kita tidak pernah bisa teripsah dan terlepas dari kekuatan Allah dan berdiri sendiri secara independent di luar kekuatan Allah, karena yang bisa berdiri secara independent (Qiyamu Binafsihi) memang hanya Allah.
3. P5K juga menunjukkan bahwa wujud kita adalah wujud pinjaman dan sepenuhnya tergantung pada wujud Allah, dalam arti kalau kita tidak diciptakan maka kita tidak ada.
4. P5K membimbing kita, agar kita bisa memperoleh petunjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah, baik melalui hidayah indrawiyah, hidayah akliyah, hidayah qalbiyah, hidayah qur’aniyah, maupun hidayah kauniyah (Sunatullah yang tersairat di alam semesta dan segala isinya termasuk manusia).
5. P5K mengantar kita untuk bisa selalu merasakan kedekatan dengan Allah (Qurbah), selalu merasakan kebersamaan dengan Allah (Ma’iyah), dan untuk bisa merasakan dan mengalami pertemuan dengan Allah (Liqa’ Allah).
Tujuan ideal P5K adalah agar manusia bisa menjadi hamba Allah, kekasih-Nya, dan khalifah-Nya. Sedangkan tujuan praktisnya adalah terbentuknya pribadi muslim unggulan yang kuat iman dan mantap akidahnya, professional dalam bidang keilmuan dan tugasnya, serta gemar beramal shaleh dan berakhlak mulia.
Manfaat P5K yang terpenting adalah:

Agar kehidupan beragama bisa dirasakan dan dialami, dan tidak sekedar bersifat rutin, formalistik, dan mekanistik.
Agar manusia bisa selalu berada dalam petunjuk, pertolongan, dan perlindungan Allah. Senang mengingat Allah, mengikuti petunjuk Allah, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Agar manusia bisa menjalin hubungan pribadi dengan Allah, bisa bermitra kerja dengan Yang Maha Kuasa, dan bersinergi dengan kekuatan yang tak terbatas.
Agar manusia bisa selalu optimis, percaya diri (PD), dan mempunyai harapan yang bisa terwujud dengan kuasa Allah.

Sebagai program perintisan dan terobosan, P5K pasti mendapatkan dukungan dari para agamawan, para ilmuan, para intelektual, para pejabat, dan masyarakat pada umumnya. P5K juga bisa dikembangkan sampai ke tingkat tak terbatas, dan prospeknya pun juga luarbiasa dahsyat dan tak terbayangkan:

Jika dikelola secara professional, P5K bisa produktif secara financial dan spiritual, lahir batin, dan dunia akhirat.
P5K bisa menyadarkan manusia pada asal-usulnya, dasar wujudnya, sumber kekuatannya, tempat bergantungnya, dan tempat kembalinya.
P5K bisa membebaskan manusia dari kungkungan alam bendawi, melintasi alam ruhani, dan memasuki alam Ilahi.

Di era globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, dunia menjadi terasa semakin kecil, sempit, pengap, dan menyesakkan, sehingga memaksa manusia untuk mencari dunia yang lebih luas dan lebih indah, yaitu alam Ilahi yang kekal abadi dan luasnya pun tidak terbatas.
Untuk bisa memasuki alam Ilahi dengan benar agar bisa mencapai hasil yang diharapkan, harus ada usaha yang konstruktif, terencana, terprogram, terus-menerus, dan berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, P5K bisa diselenggarakan untuk para agamawan, ilmuan, intelektual, pejabat, eksekutif, dan masyarakat pada umumnya yang berminat.
P5K bisa menjadi gerakan spiritual untuk membebaskan manusia dari keterkungkungannya di alam bendawi (alam penampakan/bukan realitas yang sebenarnya-alam fana’), agar manusia bisa memasuki alam Ilahi (alam kenyataan yang sebenarnya-alam yang kekal abadi).
Pada akhirnya manusia harus menerima kenyataan adanya alam Ilahi yang lebih indah, lebih mengagumkan, dan menakjubkan, yaitu dunia yang dirancang oleh Allah sendiri sebagai pencipta, Pemilik, Penguasa, Pengatur, dan Yang Mengurus seluruh ciptaan-Nya.
Akhirnya, manusia harus mengakui kebenaran dan kenyataan bahwa manusia bisa berada dalam yang mutlak tanpa harus kehilangan individualitasnya, dan manusia juga harus mengakui kebenaran kenyataan bahwa manusia bisa berada bersama makhluk tanpa harus berpisah dengan yang mutlak.
Sungguh beruntunglah manusia yang bisa mengenal dan bertemu Allah di dunia ini, sebagaimana yang dialami oleh para Rasul, Nabi, Wali, dan orang-orang tertentu yang mau berusaha dan bisa mencapainya. Semoga kita mendapatkan kekuatan dan kesanggupan, serta dimudahkan oleh Allah untuk bisa mencintai Allah, dicintai Allah, dan menjadi kekasih Allah, serta menjadi hamba Allah dan khalifah-Nya. Amiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin wa Yaa Mujiibassaailiin wal Hamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin.
Ciputat, 18 Desember 2009- 1 Muharam 1431 H.
Drs. S. Hamdani, MA.

ANDA BERMINAT MENJADI PESERTA PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH (CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU, ALLAH, DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)

ATAU ANDA BERMINAT MENJADI MITRA KERJA SEBAGAI SPONSOR, INVESTOR, ATAU PENYELENGGARA PROGRAM PENDALAMAN PEMAHAMAN DAN PENINGKATAN PENGALAMAN KEAGAMAAN DENGAN METODE PRAKTIS LIQA’ ALLAH (CARA MUDAH BISA TAHU, KENAL, DEKAT, BERTEMU, ALLAH, DAN MENJADI KEKASIH ALLAH)

HUBUNGI SEGERA:

DRS. S. HAMDANI, MA (PEMANDU UTAMA)

Alamat Email: shamni.hamni@yahoo.com

Phone: 021.74711546/Hp. 08158824119

DRS. YUSRA KILUN, M.Pd. (MANAGER OPERASIONAL)

Alamat Email: yusrakilun@yahoo.com

Phone: 021.7702642/ Hp.081310018089

Tidak ada komentar:

Posting Komentar